Sebagai seorang bookworm, salah satu impianku adalah punya book club sendiri. Ditambah lagi, rasanya pengin punya toko buku online sendiri. Tapi, takut memulainya. Gimana kalau gagal? Gimana kalau tidak terurus? Akhirnya, karena banyak pemikiran lebih lanjut, aku menunda impian-impianku ini. Sampai, satu hari di bulan Maret, impianku ini jadi kenyataan secara dadakan!
Kalau membicarakan The Mad Tea Book Club, rasanya waktu berjalan cepat sekali. Rasanya baru kemarin aku dan teman-teman mengadakan meeting pertamanya. Sekarang, sudah mau meeting keempat saja.
The Mad Tea Book Club berawal dari sebuah tweet. Waktu itu, aku iseng membuat tweet yang isinya begini: "Pengin ngadain book club meeting pakai zoom atau meet, tapi bahasa Inggris gitu, sekalian latihan. Anyone want to join?" Tanpa disangka, tweet ini mendapat tanggapan yang cukup baik. Lalu, aku coba post di Instagram sambil mencoba mencari partner dan ada yang merekomendasikan kak Krisan Wijaya (@krisandryka), salah satu temanku di komunitas Booktube Indonesia sebagai co-founder. Setelah kutanyakan, kak Krisan setuju untuk ikut mendirikan The Mad Tea Book Club! Nama The Mad Tea Book Club baru diputuskan di tahap ini. Inspirasinya dari the mad tea party dalam buku Alice in Wonderland karangan Lewis Carroll. Aku ingin punya book club yang hangat dan meriah, di mana kamu bisa menjadi dirimu sendiri seperti Mad Hatter dan Alice. Kuharap, book club kecil kami bisa menjadi rumah untuk berdiskusi tentang buku sekaligus berlatih conversation dalam bahasa Inggris tanpa ada yang menghakimi.
Tak lama setelah itu, ci Airin Efferin (@airinefferin), seorang pianis dan penulis yang kukenal lewat Instagram pun ikut membalas story-ku dan menjadi co-founder ketiga dari The Mad Tea Book Club. Lengkap sudah perekrutan founders dari book club ini.
Kenapa sih ga ngadain sendiri aja? Kenapa harus bertiga? Alasannya seperti yang di atas, aku takut! Kurasa, tiga orang sudah cukup untuk memulai sesuatu. Jumlah yang tidak terlalu besar, tapi juga tidak terlalu kecil. Setelah empat bulan berjalan, terbukti, kami tidak pernah kekurangan orang untuk mempromosikan kegiatan book club, dan punya alur diskusi dalam tim yang efektif dan nyaman. Senang sekali punya partner yang mudah diajak diskusi dan open minded seperti mereka ini. Aku appreciate dan kagum banget, karena walau mereka sibuk (FYI, kak Krisan seorang dokter dan ci Airin punya berbagai kegiatan dan bisnis yang harus diurus) tapi mereka masih sempat mengurusi book club kecil ini!
Lanjut, setelah menemukan rekan dan menyamakan visi sebagai book club berbahasa Inggris, akhirnya kami berdiskusi tentang tema. Kami sepakat temanya adalah Women in Books sekaligus memperingati hari perempuan yang diadakan di bulan Maret. Lagi-lagi, tak disangka pendaftar meeting pertama kami mencapai lebih dari 100 orang! Sebagai book club baru, aku sudah siap mental kalau misalnya yang mendaftar hanya 10-20 orang. Tapi ternyata, antusiasmenya lebih dari perkiraanku! Karena jumlah pendaftar yang membludak, akhirnya dengan berat hati kami memutuskan untuk membatasi available seat sebanyak 30 orang saja, supaya semuanya punya kesempatan bicara. Ini dia nih foto meeting pertama kami!
Hal-hal lain seperti loyalty card bertema rose dan logo dibuat seiring berjalannya waktu. Untuk meeting-nya sendiri, kami memakai platform ZOOM dan meeting diadakan pukul delapan malam, dengan pertimbangan semua orang sudah bisa bersantai dan mengikuti kegiatan book club. Itu sedikit cerita bagaimana The Mad Tea Book Club bisa berdiri. Tapi, mendirikan book club tentunya tidak mudah. Ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Aku akan share tips-tipsnya di bawah yaa!
1. Miliki partner yang punya passion yang sama denganmu.
Tips pertama dalam mendirikan sebuah book club, kalau kamu tidak sendirian: pastikan partner-mu punya passion yang sama! Tanpa passion, semua yang dikerjakan akan terasa sebagai beban. Jadi, passion juga penting ya.
2. Communication is the key!
Dalam mendirikan organisasi, bisnis, atau proyek bersama, komunikasi penting banget. Sebulan belakangan, aku mencoba ikut course Communicating Across Culture yang diselenggarakan FutureLearn dan British Council. Dalam course ini, ada beberapa poin yang aku ingat. Dalam membangun sebuah hubungan, baik personal maupun profesional, kita harus mengenal tipe orangnya terlebih dahulu. Ada orang yang people oriented alias lebih peduli dengan orangnya, ada yang work oriented atau lebih peduli dengan hasil kerjanya, dan lain sebagainya. Kalau sudah mengenal tipe orangnya, akan lebih mudah bekerja sama dengan orang itu. Kita jadi tahu metode seperti apa yang harus dipakai dan harus bersikap seperti apa. Tentunya, kamu tidak harus jadi seorang ahli untuk memahami seseorang. Tapi, bisa saling memahami dan berdiskusi dengan baik dengan partner kerjamu rasanya nyaman, kan? Bicarakan semuanya dan pastikan untuk terbuka satu sama lain. Bila kamu sibuk atau kamu kurang setuju dengan sebuah keputusan, komunikasikan ya, jangan dipendam!
3. Niche-nya di mana?
Niche (baca: neesh atau nitch) adalah bidang khusus yang ditekuni seseorang atau sekelompok orang. Nah, sebelum membangun suatu book club, pastikan book club kamu tidak biasa-biasa saja. Kalau book club biasa sih, semua orang pun bisa buat sendiri. Apa yang berbeda dari book club-mu? Kenapa orang-orang harus ikut book club itu? The Mad Tea Book Club sendiri memiliki niche berbahasa Inggris. Jadi, selain ingin punya teman berbagi hobi, para members juga ingin melatih bahasa Inggris mereka. Belum lagi, book club berbahasa Inggris berpotensi untuk go international, lho! Belum sih, tapi doakan saja suatu saat nanti tercapai, hehehe.
4. Menghargai dan menjaga privasi member
Sebelum membahas hal-hal lain, rasanya satu hal simpel ini pun penting. Book club kami mengumpulkan alamat email dan media sosial members supaya kami lebih mudah mengontak semuanya. Tapi, kami juga berusaha menjaga privasi member. Misalnya, saat mengirim email, gunakan format bcc atau blind carbon copy supaya sesama member tidak bisa melihat alamat email member lainnya.
5. Rajin posting!
Yup, untuk mempromosikan book club, tentunya kamu harus rajin mengunggah konten di media sosial. The Mad Tea Book Club sendiri memiliki dua media sosial: Instagram dan Twitter. Namun, kami lebih mengutamakan Twitter karena lebih praktis dan tidak memakan banyak waktu. Selain itu, book club kamu juga lebih berpotensi untuk viral di Twitter karena ada fitur retweet. Berkat Twitter, meeting pertama kami sempat disponsori bagian fiksi Gramedia, yang memberikan dua voucher untuk dijadikan hadiah giveaway! Yay!
Persoalan posting ini yang menurutku paling menguras energi dan waktu, juga kamu harus berusaha konsisten di tengah-tengah kejenuhan. Syukurlah, kami punya tiga orang yang bisa bergantian membuat konten. Aku juga berterima kasih banget ada ci Airin yang kerap kali mengingatkan: buat jadwal posting, yuk!
6. Kerja sama
Di bisnis, organisasi, maupun pribadi, kerja sama memang tidak pernah gagal dalam menaikkan people awareness terhadap brand kita. Lewat bekerja sama dengan para guest host, kami juga bisa menarik lebih banyak orang untuk mengunjungi book club kami! Lewat kerja sama, kamu seakan bilang pada banyak orang: kami ada di sini, lho! Tidak perlu langsung skala besar, coba bekerja samalah dengan orang-orang yang menarik walaupun skalanya masih kecil-kecilan. Kamu juga bisa open kerja sama dengan bisnis-bisnis kecil yang mau mensponsori hadiah giveaway book club, dengan imbalan book club kamu bisa mempromosikan mereka.
7. Improvise!
Terakhir, berimprovisasi! Supaya pengunjung book club-mu tidak bosan, teruslah mengeluarkan ide-ide baru yang kreatif. Karena ini, komunikasi dengan rekan kerjamu sangat penting. Kalau ada yang punya ide, sampaikan dan bicarakan. Kalau belum saatnya, simpan dulu idenya. Kami sendiri punya beberapa ide yang ingin kami realisasikan sesegera mungkin, tapi kami rasa belum saatnya. Jadi, untuk saat ini idenya ditabung dulu.
Nah, sekian tips-tips membangun sebuah book club dariku. Kalau kamu mau mengunjungi dan ikut kegiatan book club kami, kamu bisa cek Instagramnya di sini dan akun Twitter kami di sini. Tidak terlalu bisa bahasa Inggris? It's totally okay! Kita semua sama-sama belajar di book club ini. Yuk, sharing dan belajar bareng The Mad Tea Book Club. See you in the meeting, bookworms!
Comments